Fobis.ID > Artikel > Apa Uang Japuik dalam Tradisi Pernikahan

Apa Uang Japuik dalam Tradisi Pernikahan

FOBIS.ID – Di tengah tradisi pernikahan Minangkabau di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, yang masih lestari terdapat suatu aspek yang menarik perhatian, yaitu tradisi uang jemputan atau yang dikenal sebagai uang japuik.

Uang japuik menjadi simbol kekayaan dan penghormatan dari pihak perempuan kepada pihak laki-laki dalam upacara pernikahan. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai tradisi ini yang penuh makna dan telah mengalami transformasi seiring berjalannya waktu.

Tradisi Bajapuik dalam Pernikahan Minangkabau

Melansir Wikipedia, Tradisi Bajapuik menjadi bagian tak terpisahkan dari pernikahan Minangkabau di Padang Pariaman.

Baca: 20 Cara Cari Uang Lewat HP Ada yang Cuma Modal Kuota Internet

Dalam tradisi ini, bukan hanya sekadar pertukaran materi, melainkan sebuah ekspresi penghargaan dan rasa terima kasih dari pihak perempuan kepada keluarga pihak laki-laki.

Uang japuik tidak hanya sekadar uang, tetapi juga sebuah simbol penghargaan atas peran keluarga pihak laki-laki yang telah merawat dan mendidik sang calon suami.

Makna dalam Uang Japuik

Lebih dari sekadar tradisi, uang japuik memiliki makna mendalam. Ini adalah bentuk penghormatan terhadap keluarga pihak laki-laki yang telah melahirkan dan membesarkan sang laki-laki.

Prosesi ini juga diartikan sebagai langkah pihak perempuan dalam menjemput sang pengantin laki-laki ke dalam keluarganya. Sebuah perjalanan panjang yang dihargai melalui uang japuik.

Transformasi Tradisi Uang Japuik

Dahulu, uang jemputan hanya diberikan kepada orang-orang terpandang dalam masyarakat, yang seringkali ditandai dengan gelar seperti bagindo, sidi, atau sutan. Status sosial sang laki-laki menentukan besarnya uang jemputan.

Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi ini mengalami transformasi. Uang jemputan tidak lagi terbatas pada kalangan bangsawan, melainkan menjadi kebiasaan umum di tengah masyarakat.

Upacara manjapuik marapulai menjadi saat yang khusus di mana uang japuik diserahkan kepada pihak keluarga laki-laki. Sebuah simbol pertukaran yang menandai kesepakatan antara kedua belah pihak.

\Tidak hanya satu arah, pihak keluarga laki-laki akan membalas uang jemputan pada upacara mempelai perempuan datang majalang mintuo.

Balasan ini seringkali berupa barang-barang hadiah dengan nilai yang lebih besar, mencerminkan kerelaan dan kemurahan hati dalam menerima calon menantu.

Yuk baca: Lebaran Nikah, Inilah Desa Bulan Madu di Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara dan Kebumen dengan Suasana Sejuk dan Indah

Setelah Pernikahan

Uang japuik yang semula diserahkan kepada keluarga laki-laki tidak berakhir begitu saja. Setelah pernikahan, uang ini dikembalikan kepada keluarga pengantin perempuan, namun bukan dalam bentuk uang lagi.

Balasan tersebut berupa barang-barang hadiah dengan nilai yang lebih besar, menciptakan ikatan emosional dan materi yang kuat antara kedua keluarga.

Melalui tradisi bajapuik, pernikahan Minangkabau tidak hanya menjadi serangkaian upacara formal, tetapi juga penuh dengan nilai-nilai kekeluargaan, penghormatan, dan pertukaran yang mendalam.

Seiring berjalannya waktu, tradisi ini terus berkembang, tetapi tetap mempertahankan akar budaya yang kaya dan makna yang mendalam dalam pernikahan.

Ikuti Kami di Google News

Tinggalkan komentar