Fobis.ID > Artikel > Wajib Tahu! Inilah 3 Pondasi Utama Pengusaha

Wajib Tahu! Inilah 3 Pondasi Utama Pengusaha

Kenapa hampir 50% bisnis seringkali gagal pada 5 tahun pertamanya? Apa sebabnya dan apa solusinya, apa sih yang perlu menjadi pondasi utama pengusaha?

Mungkin sebagian dari kita merasa bahwa memulain bisnis dari nol itu mudah. Lalu mengembangkannya dari 1 sampai 10 masih relatif mudah juga. Tapi membesarkan bisnis dari 10 ke 100 susahnya bukan main!

Maka dari itu wajar, ketika shopify meriset antara tahun 2017 sampai dengan 2021 di dapatkan hasil bahwa ternyata hampir 50% bisnis itu tutup permanen di 5 tahun pertamanya.

Bahkan banyak berita yang menyebutkan, kalau di Indonesia 90% stratup gagal di 5 tahun pertama. Lalu bagaimana solusinya? Apa yang bisa kita pelajari dari kejadian ini?

Tenang dulu, tarik nafas dalam! Karena selain ini, ada kabar baik juga yang perlu Anda tahu.

Data menyebutkan bahwa ada sekitar 25% bisnis bisa berhasil sampai minimal ke tahun 15 nya. Semoga kita semua bisa termasuk ke dalamnya ya!

Para pengusaha muda Indonesia, yuk merapat! Simak 3 masalah penyebab kegagalan bisnis yang seringkali terjadi dan 3 pondasi utama pengusaha yang wajib kita miliki!

1. Cash Flow

ash flow perusahaan yang lancar dan sehat
gambar : unsplash.com/ lukas blazek

Ini adalah masalah yang sering sekali saya dengar. Padahal ini pula yang menjadi salah satu pondasi utama pengusaha supaya bisnisnya sustainable. Yakni membuat cash flow perusahaan yang lancar dan sehat.

Ada 2 skenario masalah yang biasanya terjadi. Pertama terms of payment dan yang kedua tidak memisahkan rekening perusahaan dan rekening pribadi. Yuk kita bahas satu-satu!

Terms of Payment

Mari kita bahas dulu tentang terms of payment atau aturan pembayaran. Misalnya, kita mendirikan sebuah usaha dimana ada supplier yang menyediakan produk yang kita jual. Kemudian, kita diberikan waktu satu minggu untuk membayar kepada distributor.

Masalahnya, karena beberapa hal kita sering lupa kalau kita memberikan waktu kepada customer dengan tenor pembayaran 2 minggu. Karena ini terjadi, cash flow pasti acak-acakan!

Bagaimana tidak, kita harus membayar ke supplier di hari ke 7 sementara customer kita baru membayar di hari ke 14.

Yang terjadi kemudian adalah kita telat membayar kepada supplier, dan pasti di komplain. Jika hal ini sering terjadi, tentunya supplier akan mulai ogah-ogahan men-supply barang kepada kita. Bahkan lama-lama bisa saja di hentikan atau di blacklist.

Masalah term of payment ini juga seringkali berhubungan dengan kondisi bisnis yang terlalu bergantung kepada 1 client besar. Sehingga ketika 1 client besar ini telat melakukan pembayaran kita pusing karena keuangan perusahaan macet.

Lalu bagaimana solusi untuk mengatasi masalah term of payment yang seperti ini? Beberapa hal di bawah ini mungkin bisa jadi referensi agar cash flow bisnis Anda tetap lancar jaya!

  • Buatlah terms of payment yang transparan, sehat, dan aman dimana kita selalu memberikan margin jika sewaktu-waktu pembayaran dari customer terlambat.
  • Mengatur penyebaran client. Jangan hanya bergantung pada 1 client besar meskipun nilai transaksinya sangat besar. Jika mengambil proyek atau berbisnis dengan 1 client besar, kita bisa mempertimbangkan untuk mencari client-client lain yang lebih kecil. Supaya keuangan perusahaan tetap lancar meski salah satu dari mereka telat melakukan pembayaran.
  • Gunakan sebuah aplikasi atau atau sistem pembukuan yang lengkap dan mudah digunakan untuk mengatur cash flow perusahaan. Agar kita bisa melakukan controlling cash flow dengan baik. Dengan pencatatan cash flow yang rapi, akan membantu kita mengecek jatuh tempo payment dll.

Baca juga, Ini 5 Ide Bisnis di Desa yang Dijamin Menguntungkan

Bercampurnya Rekening

Masalah kedua tentang cash flow perusahaan yang seringkali di alami owner bisnis adalah bercampurnya rekening pribadi dan perusahaan. Banyak owner bisnis yang mencampur adukan keuangan pribadi dan perusahaan.

Sehingga ketika ada berapapun sisa uang di rekening maka itu dianggap sebagai gajinya. Ini adalah kesalahan yang cukup fatal. Jadi apa yang harus di lakukan?

Kita wajib memisahkan antara rekening perusahaan dan pribadi. Ini adalah

Jika kita ingin membuat bisnis yang sustainable (bertahan jangka panjang) ada standartnya. Banyak owner startup atau UMKM yang di masa awal bisnisnya tidak menerima gaji, namun perusahaan tetap membayarkan kebutuhan basic seperti ongkos transport, kuota dll.

Kenapa?

Karena fokus mereka adalah menumbuhkan perusahaan terlebih dahulu, bukan menumbuhkan ownernya. Bahkan sebuah sumber menyebutkan, untuk kenaikann omzet 1% maka gaji CEO naik 0,1%. Controh simplenya seperti ini :

Misalnya saat ini kita menggaji diri sebesar Rp 6.000.000. Lalu ingin naik menjadi Rp 7.500.000 yang mana ini adalah 30% dari gaji awal.

Nah untuk bisa menaikan gaji kita hingga 30% ini, kita wajib menaikan omzet perusahaan sebesar 10 kali lipat terlebih dulu. Jadi sebelum omzetnya naik 10 kali lipat, kita tidak berhak atas kenaikan gaji sebesar 30%.

Nah itulah standart gaji owner atau CEO perusahaan di luar sana. Bagaimana menurut Anda?

2. People Collaboration

pondasi utama pengusaha people collaboration
gambar : unsplash.com/ annie spratt

Pondasi utama pengusaha yang kedua adalah pengelolaan yang baik atas people collaboration atau kolaborasi dengan orang-orang yang turut berpengaruh dalam bisnis.

Mungkin ketika membangun bisnis dari nol kita bisa melakukannya sendiri.Begitupun saat menumbuhkan bisnis dari 1 sampai 10. Nah, ketika membesarkan bisnis daro 10 ke 100 ini, sudah berbeda cerita!

Pada level ini, kita tidak bisa sendirian. Kita mutlak membutuhkan kolaborasi. Tugas kita sebagai CEO adalah mencari, merekrut, dan menempatkan orang yang lebih tepat, lebih pintar, dan lebih berpengalaman dari kita untuk membantu mengembangkan bisnis.

Masalah yang sering terjadi kaitannya dengan kebutuhan akan kolaborasi ini adalah owner tidak punya gambaran struktur organisasi perusahaan. Lalu yang kedua tidak tepat dalam proses pengisian posisi kunci, dan tidak jarang owner kewalahan karena harus memimpin banyak orang.

Mari kita bahas!

Organization Chart

Meski belum besar, tidak ada salahnya jika kita mulai membuat organization chart yang berisi gambaran ideal struktur organisasi perusahaan jika seandainya kita punya uang.

Harus ada berapa orang dan mengisi job desc apa saja?

Misalnya pertama, kita membutuhkan CEO yang memimpin CMO (Chief Marketing Officer), CTO (Chief Technical Operation) dan COO (Chief Operation Officer).

CMO memimpin tim pemasaran. Struktur organisasi yang di bawahi oleh seorang CMO ada Social Media Officer, Graphic Designer, Sales dll.

Sementara CTO (Chief Technical Operation) yang menghandle tim developer seperti, developer, UI/UX dan sebagainya. Dan COO (Chief Operation Officer) yang menghandle sesuatu yang sifatnya keseharian seperti HR, administrasi, keuangan, legal.

Proses Mengisi Posisi Kunci

Lalu pertanyaannya siapa yang mengisi posisi tersebut kalau sudah dipetakan?

Jika belum ada orangnya maka kita tulis nama kita sendiri terlebih dahulu pada setiap posisi. Sebagai saran saja, tidak ada salahnya untuk meng-hire konsultan lepas di bidang HR untuk membantu kita menyiapkan proses ini. Agar posisi-posisi kunci terisi dan kultur perusahaan mulai terbentuk.

Kalau seandainya sudah cocok dengan konsultan HR tersebut, kita bisa menawarkan kerjasama lanjutan untuk tetap membantu perusahaan. Bisa dengan menawarkan posisi tetap ataupun sebagai freelancer, tergantung kondisinya nanti.

Kewalahan Memimpin Banyak Orang

Ketika semua posisi sudah terisi, pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana caranya kita bisa memimpin banyak orang?

Hal ini tidak jarang menjadi sebuah masalah perusahaan yang terus menggunung dan akhirnya sulit di atasi.

Nah, sekali lagi, di era digital seperti saat ini tidak salahnya untuk berinvestasi pada sebuah sistem digital yang menyediakan layanan pengelolaan HR, kontrol tugas kerja, keuangan, dan banyak hal lainnya.

Banyak owner yang sudah pada level ini, tetap berusaha melakukan semuanya sendiri dengan cara manual. Tentu saja ini akan jadi masalah yang bahkan bisa mengancam eksistensi perusahaan.

Padahal saat ini, kecepatan menjadi salah satu proses kunci kesuksesan perusahaan. Di samping itu, tidak ada perusahaan yang bisa membesar oleh satu orang saja.Kita butuh orang lain.

Jadi jangan sampai kita mengulangi permasalahan yang sama, yakni people problem. Selalu berinvestasi pada orang lain jika kita ingin perusahaan tumbuh dan semakin membesar.

Nah itulah hal-hal yang bisa dilakukan dan bisa menjadi pondasi utama pengusaha dalam mengatasi people problem yang bisa saja terjadi di perusahannya.

3. Adaptasi dan Fleksibilitas

Adaptasi dan Fleksibilitas
gambar : unsplash.com/ Stephen Philips

Pondasi utama pengusaha yang terakhir berkaitan dengan adaptasi dan fleksibitas. Karena banyak perusahaan yang gagal penyebabnya adalah karena mereka terlalu kaku dan tidak bisa memaksimalkan online businessnya.

Hal ini cukup disayangkan di saat cash flow kita sudah rapi, sudah punya tim yang komplit, namun perusahan tidak bisa beradaptasi dengan kondisi masyarakat.

Dulu, mungkin kita harus beriklan dengan cara memasang iklan di koran atau majalah yang tentu saja harganya sangat mahal. Secara target pasarpun random, tidak terlalu spesifik.

Tapi sekarang, dengan modal Rp 100.000, kita sudah bisa beriklan di berbagai platform digital. Itupun tentunya kita sudah langsung di pertemukan dengan calon pembeli yang berpotensi lebih tinggi membeli produk kita.

Bagaimana caranya untuk bisa beradaptasi dan memaksimalkan online business kita?

Baca juga, Yuk, Persiapkan! Ini 10 Ciri Bisnis Masa Depan

Data Base Perusahaan

Data is the key. Di era digital seperti ini, data sangatlah berharga karena menjadi kunci membuka kesuksesan bisnis. Dan sebaliknya, jika tidak punya data base, maka siap-siap bisnis akan tertinggal dan mati.

Tapi sayangnya, masih banyak owner perusahaan yang belum begitu ‘ngeuh’ tentang pentingnya memiliki data base perusahaan. Padahal ada beragam cara agar kita bisa mempunyai data base bisnis kita sendiri. Contohnya :

  • Membuat sebuah website yang bisa memberikan informasi mengenai produk, diskon, atau penawaran menarik lain yang bermanfaat untuk customer. Sehingga mereka dengan sukarela memberikan nama, email, atau nomor hp memungkinkan kita bisa mengirimkan penawaran yang bisa jadi cocok dengan mereka.
  • Buatlah sosmed yang isi kontennya bermanfaat dan relevan dengan target pasar kita. Jika audiens sudah terkumpul maka kita bisa membuat iklan untuk mempromosikan produk yang kita jual. Jadi lebih spesifik dan memaksimalkan budget.

Marketing Plan

Setelah memiliki data base, buatlah marketing plan.

Data base ini memang berfungsi agar strategi bisnis bisa lebih efektif. Sebagai pengusaha, tentu kita pernah mengalami masa-masa dimana kita melakukan promosi tapi tidak banyak orang yang tertarik.

Nah dengan data base yang kita miliki, kita jadi tahu karakter, kecenderungan pola pembelian atau hal-hal apa saja yang bisa menarik calon pembeli. Selain itu data base juga bisa menjadi sumber riset perusahaan untuk kebutuhan lainnya, seperti pembuatan produk, pelayanan dll.

Baca juga, 6 Hal Ini Wajib Diperhatikan Saat Mulai Bisnis Online

Penutup

Nah itulah 3 pondasi utama pengusaha yang perlu kita pertimbangkan supaya bisnis kita bisa bertahan jangka panjang dan terus bertumbuh lebih besar. Sejauh ini, manakah yang sudah Anda persiapkan dan sudah sejauh mana?

Semoga artikel ini bisa memberi pencerahan bagi owner bisnis yang mungkin masih mencari tahu cara hal apa saja yang penting untuk kesuksesaan perusahaannya.

Ikuti Kami di Google News

Tinggalkan komentar