Fobis.ID > Artikel > Ciri Investasi Bodong dan Cara Menghindarinya

Ciri Investasi Bodong dan Cara Menghindarinya

Tidak sedikit orang yang pernah menjadi korban penipuan karena tidak tahu ciri investasi bodong. Bukan hanya dari ekonomi kelas atas, korban juga banyak yang berasal dari golongan ekonomi bawah dan menengah. Penipuan tidak sekedar ratusan ribu tapi ada juga yang tertipu puluhan juta sampai bermilyar-milyar Rupiah.

Itu jumlah uang ya, bukan kertas.

Investasi biasanya di lakukan hanya berdasarkan kepercayaan atau kekerabatan saja. Atau mungkin hanya berlandaskan iming-iming return tinggi dalam waktu yang singkat.

Jujur saja, siapa sih yang tidak tergiur?

Apalagi pembawaan sang ‘seller’ investasi yang sangat meyakinkan. Tapi sayangnya itu hanya tipu-tipu. Jangankan return setinggi langit, uang kita pun bablas di bawa pergi entah kemana.

Untuk itu, kita wajib berhati-hati dalam mengelola dana investasi kita dengan mengetahui apa saja ciri investasi bodong dan cara menghindarinya. Jangan sampai kita yang jadi korban penipuan selanjutnya.

Apa itu Investasi Bodong?

Apa itu Investasi Bodong
gambar : pexels.com/ Tima Miroshnichenko

Berdasarkan penuturan Kementerian Koperasi, investasi bodong simpelnya bisa di artikan sebagai sebuah bentuk investasi dimana investor memberikan dana untuk di kelola kepada perusahaan investasi agar mendapatkan keuntungan namun perusahaan investasi tersebut nyatanya tidak mengelola dana tersebut.

Kalau uangnya tidak lalu uangnya di apakan?

Uang milik investor ini biasanya di gulirkan kepada investor lain sebagai kamuflase sebelum akhirnya di bawa kabur. Imbal hasil pertama, kedua masih di berikan, namun ketika masuk ke imbal hasil selanjutnya, uang kita menghilang. Terasa nyata, tapi itu semua ilusi semata.

Sayang sekali jika uang yang capek-capek kita kumpulkan dengan jerih payah sendiri untuk impian masa depan akhirnya lenyap begitu saja. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini saya akan sharing bagaimana ciri investasi bodong dan bagaimana cara agar kita bisa menghindarinya.

Baca juga, Hadapi Resesi, Ini Tips Kelola Uang dan Investasi!

Ciri Investasi Bodong

Ciri Investasi Bodong
gambar : pexels.com/ mizuno k

Apa saja ciri investasi bodong yang menjadi red flag saat di tawarkan sebuah produk investasi? Yuk simak beberapa poin berikut ini!

Oknum Promosi Secara Berlebihan

Ciri investasi bodong yang pertama yaitu pelaku penipuan biasnaya mempromosikan produk investasinya secara berlebihan. Hal ini agar calon korban tertarik untuk mencari tahu lebih lanjut atas produk investasi yang di tawarkan.

Misalnya saja ia memasang iklan yang cukup menohok seperti:

  • “Kaya dalam waktu singkat”
  • “Rebahan saja tapi uang mengalir deras ke rekening”
  • “Modal kecil untung berlipat seperti bola salju”
  • dan iklan sejenisnya yang ‘menyentuh’ hasrat kita secara umum untuk mendapatkan untung dengan cara yang mudah.

Ciri investasi bodong dengan model seperti ini sudah banyak terbukti, beberapa diantaranya pada kasus Memiles dan Doni Salaman kemarin.

Tawaran Keuntungan yang Besar, Cepat dan Pasti

Meski sudah kaya, tapi bukan berarti mereka yang berkecukupan tidak ingin mendapatkan untung lagi dari berinvestasi untuk berbagai kebutuhan dimasa depan. Apalagi keuntungannya lumayan besar, tidak butuh waktu lama dan terkesan pasti.

Inilah ciri investasi bodong lainnya. Kita akan di tawarkan keuntungan yang besar dan cepat!

Beberapa waktu lalu kasus investasi bodong yang melibatkan artis Jedar (Jessica Iskandar) sebagai korban, sempat booming.

Tidak tanggung-tanggung, Jedar tertipu investasi bdodong sampai dengan Rp 10 milyar! Kok bisa ya?

Jedar awalnya mendapatkan tawaran endorsement dari perusahaan rental mobil di Bali. Lalu berkenalan dengan komisarisnya dan menjadi semkain akrab. Akhirnya, ia di tawarkan untuk berinvestasi dalam bidang rental mobil dan Jedar pun merentalkan Toyota Alphard nya disusul beberapa mobilnya yang lain.

STNK dan BPKB mobil di serahkan juga karena katanya mobil akan di sewakan pada aparatur sehingga harus jelas kepemilikannya. Pada bagi hasil pertama dan beberapa bagi hasil selanjutnya masih mengalir ke rekening Jedar, namun Jedar baru sadar saat tidak ada lagi uang masuk ke rekeningnya.

Ternyata mobil Jedar ludes di jual. Karena penipuan ini, Jedar kehilangan 5 unit Alphard, 2 unit Porsche, 1 unit Mercedes Benz S Class, 1 unit Hummer, 1 unit Land Cruiser, dan 1 unit Mini Cooper.

Baca juga, Hadapi Market Crash, Ini Alokasi Saham Felicia Putri!

Modalnya Kecil

Apakah yang kena tipu hanya dari golongan orang-orang berduit?

Sayangnya tidak.

Ciri investasi bodong selanjutnya bisa di lihat dari setoran. Biasanya para oknum penipuan yang menyasar masyarakat ekonomi menengah ke bawah mengatakan bahwa kita bisa mulai berinvestasi dengan setoran yang rendah. Misalnya Rp 50 ribu sampai Rp 300 ribu saja.

Dengan nominal tersebut., sayangnya kita pun cenderung tidak pikir panjang untuk mengeluarkan modal kecil secara rutin dibandingkan 1 kali tapi jumlahlah besar. Walaupun terlihat kecil, tapi jika uang tersebut dikeluarkan secara rutin tentu saja jumlahnya menjadi besar ya.

Nah, Anda juga patut berhati-hati jika di tawarkan produk investasi modal kecil dengan iming-iming fantastis dalam waktu singkat.

Cara Menghindari Jadi Korban Investasi Bodong

Ciri Investasi Bodong dan Cara Menghindarinya
gambar : pexels.com/ Andrea Piacquadio

Setelah mengetahui ciri investasi bodong, kini saatnya mengambil sikap. Bagaimana cara menghindarinya agar kita tidak jadi korban selanjutnya?

1. Cari Tahu Legalitas Perusahaan

Pertama, sebelum memutuskan berinvestasi tentu saja kita perlu mencari tahu legalitas perusahaan investasi. Pastikan perusahaan terdaftar dan di awasi oleh lembaga resmi di dalam atau di luar negeri (jika perusahaanya berasal dari luar Indonesia).

Hal ini pasti dilakukan untuk melindungi konsumen maupun perusahaannya itu sendiri. Berkebalikan dengan perusahaan investasi yang asli, penipu biasanya kesulitan untuk menjelaskan legalitas perusahaannya.

Di negara kita sudah ada regulasi dan lembaga yang mengatur mengenai investasi. Biasanya perusahaan investasi yang bagus akan taat hukum, terdaftar dan di awasi oleh OJK, Bank Indonesia atau regulator resmi di luar negeri. Atau jika perusahaan menawarkan investasi berjangka maupun komoditi maka sebaiknya cek dulu izinnya di BAPPEBTI.

Jika tidak ada izin dan terdaftar di lembaga-lembaga tersebut sebaiknya kita tidak mengambil resiko menyerahkan uang kita untuk investasi pada perusahaan tersebut.

2. Cek Dulu Rekam Jejak Perusahaan

Selain legalitas, ada hal lain yang perlu kita cek agar terhindar dari investasi bodong yakni rekam jejak perusahaan. Hal ini sangat penting sekali untuk kita ketahui untuk memetakan resiko kerugian baik secara jangka pendek maupun jangka panjang.

Saat ini adanya internet membuat kita semakin mudah mengetahui rekam jejak perusahaan. Dari laporan keuangan hingga berita-berita dari portal terpecaya bisa di jadikan data untuk menganalisa.

Selain itu, Anda juga bisa mencari tahu testimoni pelanggan yang sudah pernah berinvestasi pada perusahaan tersebut agar informasi lebih utuh lagi.

3. Pahami Bagaimana Perusahaan Mengelola Dana Investasi

Ada lagi yang tak kalah penting untuk Anda cari tahu, yaitu bagaimana perusahaan mengelola dana investasi.

Perusahaan investasi yang asli harusnya bisa menjelaskan dengan detail dan jelas tentang bagaimana mereka mengelola dana investasi yang masuk. Sedangkan investasi bodong biasanya terkesan menutup-nutupi atau menerangkan secara berbelit-belit.

Jika Anda menemukan tawaran investasi yang tidak jelas cara kerjanya, Anda patut curiga. Jangan-jangan itu adalah penipuan berkedok investasi.

4. Pastikan Bahwa Imbal Hasilnya Realistis

Tips selanjutnya untuk menghindari investasi bodong adalah soal imbal hasil. Masih ingat dengan ciri investasi bodong tentang tawaran return yang tinggi dalam waktu singkat dan terkesan pasti?

Nah, jika Anda menemukan hal yang seperti ini justru Anda harus curiga. “If it’s too good too be true, maybe it is”.

Karena yang namanya investasi pasti memiliki resikonya masing-masing. Semakin besar potensi returnnya, resikonya pun akan semakin tinggi. Namun resiko ini bisa di minimalir, tapi ada syaratnya.

Untuk meminimalisir resiko, kita perlu effort berupa waktu secara jangka panjang dan energi untuk belajar menganalisa. Agar uang bisa di tempatkan pada perusahaan yang memiliki fundamental yang kuat ataupun momentum yang tepat. Investasi yang asli pasti masuk akal dan realistis.

Sehingga jika ada yang menawarkan produk investasi dengan imbal hasil di luar logika, sebaiknya tidak perlu di follow up.

5. Jangan FOMO (Fear Of Missing Out)

Berkat kecanggihan teknologi, informasi sangat cepat bisa kita terima. Bahkan, setiap hari kita kebanjiran info dari berbagai media sosial yang akhirnya membuat sebagian dari kita jadi FOMO (fear of missing out) atau takut ketinggalan info dan trend.

Karena beberapa tahun ini topik tentang investasi sedang hangat-hangatnya, banyak orang yang juga jadi FOMO berinvestasi. ternyata bisa mengancam keamanan dana investasi kita. Kenapa?

Perasaan takut ketinggalan info dan trend ini membuat kita mudah terbawa arus ‘apa kata orang’. Kata si A invest di produk XC bagus, langsung ikut. beberapa hari kemudian, dapat info baru lagi kalau invest di produk XD untungnya lebih cepat dan seterusnya.

Jika investasi karena FOMO saja, sebenarnya kita hanya sedang gamble, bukan berinvestasi. Kita tidak tahu kondisi perusahaan yang kita pilih, tidak tahu kecenderungan profil investasi kita sendiri dan juga resikonya.

Karena investasi adalah tanggung jawab pribadi, jika merugi kita sendirilah yang akan merasakan dampaknya.

Anda bisa membayangkan bahayanya FOMO dalam berinvestasi?

Jadi, jangan takut di bilang ketinggalan zaman. Yang terpenting dalam berinvestasi adalah mempelajari produk investasi dengan pertanggung jawaban sehingga kita sadar resiko sehingga bisa memilih strategi yang cocok dengan rencana keuangan pribadi Anda.

Baca juga, 9 Aplikasi Emas Digital, Aman dan Mudah Digunakan!

6. Punya Tujuan dan Rencana Investasi yang Jelas

Cara menghindari investasi bodong yang ke enam adalah memiliki tujuan serta rencana investasi yang jelas. Poin ini tidak boleh di lewatkan karena akan menjadi pondasi Anda dalam berinvestasi untuk meminimalisir resiko yang ada.

Sehingga ketika ada tawaran produk investasi tertentu kita tidak langsung mengambilnya. Selain mempelajari produknya serta perusahaannya, Anda bisa menganalisasi keseuaiannya dengan rencana investasi.

Misalnya punya rencana untuk mengumpulkan dana pendidikan sampai dengan 3 tahun lagi. Ketika di tawarkan investasi saham, Anda bisa mempertimbangkan resikonya terhadap tujuan investasi dana pendidikan yang sudah Anda rencanakan. Karena saham sebenarnya adalah jenis investasi jangka panjang.

Kesimpulan

Ternyata investasi bodong bisa menimpa siapa saja. Tidak peduli dari kalangan ekonomi bawah, menengah bahkan ekonomi kelas atas. Semuanya bisa berpotensi menjadi korban jika tidak peka dengan ciri investasi bodong.

Paham ciri investasi bodong akan menjadi filter awal agar selanjutnya kita bisa menghindari jenis penipuan berkedok investasi di jaman sekarang.

Nah, Anda sudah tahu apa saja ciri investasi bodong dan cara menghindarinya. Semoga setalah membaca artikel ini, Anda bisa semakin berhati-hati dan menjadi investor cerdas yang memilih investasi dengan rasional.

Ikuti Kami di Google News

Tinggalkan komentar