Fobis.ID > Artikel > Investasi yang Cocok Saat Suku Bunga BI Naik

Investasi yang Cocok Saat Suku Bunga BI Naik

Pada bulan Oktober 2022 ini, Bank Indonesia (BI) kembali menaikan suku bung acuan atau BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 50 bps. 

Kebijakan kenaikan suku bung ini menurut Gubernur BI, Peryy Warjiyo dilakukan untuk memperkokoh posisi nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang asing. 

Dipasar keuangan, perdagangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing terus menerus anjok. Khusunya terhadap dolar Amerika Serikat. 

Selain itu, kebijakan ini juga menjadi langkah strategis BI untuk menurunkan tingkat inflasi di Indonesia. Dan memastikan inflasi berhenti di angka 3 plus minus 1 pada tahun 2023. 

Sepanjang tahun 2022 ini BI telah menaikan suku bunga BI dengan total sebesar 125 bps. Sebalumnya pada bulan Agustus 2022, BI telah menaikan suku bung acuannya sebesar 25 bps. 

Kemudian pada bulan September 2022, BI menaikan lagi suku bunga acuannya sebesar 50 bps. Dan pada bulan Oktober 2022 ini BI kembali menaikan suku bunga acuannya sebesar 50 bps. 

Tak hanya di negara Indonesia, kenaikan suka bunga juga terjadi di banyak bank sentral negara-negara di dunia.

Karena adanya tekanan inflasi, beberapa negara bahkan menaikan suku bunga acuannya lebih tinggi dari BI. Misalnya saja The Fud  atau The Federal Reservase di AS. 

Kebijakan ini memunculkan kekhawatiran di masyarakat. Khusunya para pemilik KPR dan pengusaha yang memilki modal utang ke bank.

Karena kenaikan suku bunga BI akan menyebakan naiknya bunga keuangan di bank atau lembaga keuangan lainya. 

Baca Juga : Suku Bunga Acuan BI Naik 50 bps dan Dampaknya Bagi Rakyat

Investasi yang Cocok Saat Suku Bunga BI Naik

Investasi yang Cocok Saat Suku Bunga BI Naik

Pakar perencanaan keuangan membocorkan sejumlah tips instrumen investasi yang cocok di tengah naiknya suku bunga acuan sejumlah bank sentral. 

Apa saja instrumen investasi tersebut, dikutip dari CNN Indonesia Ahad, 23 Oktober 2022 berikut penjelasan lengkapnya. 

Reksadana

Agustina Fitria, perencana keuangan dari OneShildt mengatakan instrumen investasi yang layak dicoba pertama adalah reksadana. 

Menurut Fitria reksadana memiliki berbagai macam pilihan yang bisa diambil dengan disesuaikan profil risiko masing-masing orang. 

Untuk itu, Fitria memberi saran kepada masyarakat agar memilih reksadana pasar uang karena memiliki resiko yang redah. Sedangkan untuk yang berani mengambil resiko tinggi, bisa memilih reksadana saham. 

Surat Berharga Negara (SBN)

Instrumen investasi selanjutnya yang bisa menjadi pilihan investasi adalah obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN).

Investasi ini sangat aman karena telah dijamin oleh negara, yakni yeild atau imbas hasil Surat Berharga Negara cenderung ikut naik seiring dengan naiknya suku bunga acuan BI. 

Naiknya suku bunga BI akan berpengaruh juga pada suku bunga goverbnent bonds yang bisa jadi salah satu pilihan investasi. Dan bisa dapat untung yang lebih. 

Deposito

Di tengah tern kenaikan suku bunga di sejumlah bank sentral, deposito adalah instrumen investasi yang menarik dan layak dicoba. 

Karena bunga deposito pasti akan ikutan naik, sejalan dengan naiknya suku bunga acuan di bank sentral. Dengan suku bunga naik, naka rate bunga deposito juga pasti akan naik. 

Emas

Investasi emas juga layak untuk dicoba saat terjadi kenaikan suku bunga di bank sentral. Karena biasanya harga emas cenderung turun saat BI naik suku bunganya. 

Dan besar kemungkinan akan banyak orang yang menjual emasnya saat harga masih berada di level tinggi seperti saat ini. 

Namun emas merupakan instrumen investasi jangka panjang, karena saat ini juga banyak yang menjual emas dan menyebabkan harga turun. 

Saham

Instrumen investasi saham juga bisa menjadi pilihan investasi saat ini. Namun karena adanya kenaikan suku bunga maka pasar saham cenderung mengalami tekanan. 

Untuk yang mau berinvestasi di saham maka disarankan untuk memilih investasi yang memiliki waktu lama atau jangka panjang. 

Ikuti Kami di Google News

Tinggalkan komentar