Angin segar datang dari dunia finansial Indonesia. Duit triliunan dolar mengalir dari investor asing ke Indonesia.
Meskipun kurang lebih selama delapan bulan para investor asing itu telah cabut dari Indonesia. Namun pada akhir bulan November ini mereka kembali datang berbondong-bondong ke Indonesia.
Hal itu tentu akan membuat pasar finansial di Indonesia kembali bergairah. Setalah beberapa waktu menderita karena telah lama ditinggal para investornya.
DIkutip dari data Direktorat Jendral Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko (DJPPR). Pasar sekunder finansial RI mendapat suntikan dana dari investor asing sebesar Rp 10 triliun.
Instrumen investasi yang jadi primadona mereka adalah surat berharga negara (SBN) dan membuat porsi kepemilikannya saat ini telah meningkat menjadi Rp 723,33 triliun.
JIka tren itu terus berlanjut, maka capital inflow ini dapat menjadi modal yang cukup bagus agar posisi rupiah terus menguat.
Diketahui, sepanjang tahun 2022 ini posisi rupiah di pasar keuangan global cenderung terpuruk karena capital outflow yang terjadi di pasar obligasi.
Dan jika posisi mata uang rupiah menguat, maka dampaknya inflasi di Indonesia dapat mudah untuk dikendalikan. Daya beli masyarakat naik, beban utang swasta dan pemerintah berkurang dan lain sebagainya.
Capital inflow yang terjadi sepanjang bulan di pasar obligasi tercatat menjadi yang terbesar selama tahun 2022 ini.
Maklum, The Fed yang agresif menaikan suku bunga dan perang Rusia – Ukraina terlah membuat banyak investor tarik modal dari pasar obligasi Indonesia.
Data tahun 2022 menunjukan inflow hanya terjadi 3 kali saja yaitu pada bulan Februari, Agustus dan November. Gambar berikut dalah data inflow di Indonesia.
Baca Juga : Indonesia Terancam Resflasi, Lebih Ngeri Dari Resesi
Ekonomi RI Bagus
Di tengah ancaman terjadinya resesi global, kondisi ekonomi Indonesia dari hari ke hari justru terpantau semakin terus membaik.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data realisasi produk domestik bruto (PDB) untuk kuartal-III 2022 yang tumbuh sebsar 5,72 persen secara year of year (YOY).
Data yang disampaikan oleh BPS ini jauh melampaui beberapa prediksi pemerintah sebelumnya yang hanya memproyeksikan PDB sebesar 5,7 persen.
Sedangkan proyeksi Bank Indonesia (BI) dan beberapa lembaga hanya sebesar 5,5 persen dan 5,6 persen untuk pertumbuhan PDB pada kuartal-III tahun 2022.
Pertumbuhan PDB tersebut tercatat menjadi yang tertinggi sejak 10 tahun terakhir di mana saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,87 persen.
Kemudian inflasi di Indonesia juga cenderung turun. Inflasi bulan Oktober 2022 dalam data BPS mencapai 5,71 persen yoy atau lebih rendah dibandingkan sebelumnya yang mencapai 5,95 persen.
Penurunan inflasi tersebut tentu bisa membuat kondisi ekonomi Indonesia semakin tumbuh lebih baik lagi ke depannya. Juga surplus neraca perdagangan selama 30 bulan beruntun juga mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Baca Juga : Sektor yang Naik dan Turun JIka Resesi 2023
The Fed Tak Lagi Agresif
Setelah angka pengangguran meningkat dan inflasi menurun, The Fed diprediksi tak akan lagi agresif untuk mengerek suku bunganya. Hal itulah yang diduga menjadi pemicu capital inflow di pasar SBN Indonesia.
Tingkat pengganguran di AS pda bulan Oktober 2022 menurut laporan Departemen Tenaga Kerja AS mengalami kenaikan menjadi 3,7 persen, lebih besar dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 3,5 persen.
Lalu, tingkat inflasi di AS juga cenderung menurun. Dalam laporan Costumer Pride Index (CPI) inflasi AS saat ini tumbuh 7,7 persen yoy. Lebih rendah dari sebelumnya yang mencapai 8,2 persen yoy.
Diketahui, The Fed akan kembali mengumumkan kebijakan terkait suku bunganya pada 14 Desember 2022 mendatang. Jika bener tak lagi naik, maka capital inflow di pasar SBN Indonesia juga akan berlanjut membaik.
Beranda / News / Duit Triliunan Mengalir Dari Investor Asing ke Indonesia