Fobis.ID > News > Jurus Pemerintah RI Hadapi Resesi

Jurus Pemerintah RI Hadapi Resesi

Kondisi perekonomian dunia diprediksi akan mengalami masa-masa surah di tahun 2023 mendatang. Sejumlah tokoh dan pengamat ekonomi dunia memperkirakan jika pada tahun 2023 ekonomi dunia akan mengalami resesi. 

Resesi merupakan sebuah istilah dalam dunia ekonomi yan secara sederhana bisa diartikan sebagai suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang mengalami saat-saat terpuruk.

Memburuknya ekonomi negara itu bisa terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif. Pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif atau melambat selama dua kuartal berturut-turut.

Atau bisa disebut juga sebagai sebuah waktu periode penurunan ekonomi akibat menurunnya aktivitas ekonomi dan industri yang terjadi dalam jangka waktu dua kuartal.

Keadaan seperti ini memberikan banyak dampak yang negatif. Salah satunya adalah meningkatnya PHK yang menyebabkan naiknya angka pengangguran dan tutupnya bidang usaha tertentu.

Pertanyaanya sekarang adalah, bagaiamana persiapan pemerintah RI dalam menghadapi ancaman resesi global yang telah diramal bakal terjadi pada tahun 2023 mendatang?

Apakah perekonomian indonesia akan terpuruk atau malah menjadi poros baru ekonomi global. Berikut penjelasan terkait jurus pemerintah RI hadapi ancaman resesi global?

Baca Juga : Hadapi Resesi, Ini Tips Kelola Uang dan Investasi!

Jurus Pemerintah RI Hadapi Resesi

Jurus Pemerintah RI Hadapi Resesi

Yustinus Prastowo, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis dilansir dari kompas.com Sabtu, 22 Oktober 2022. Dia mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan strategi jitu dalam menghadapi resesi global. 

Yustinus mengatakan jika Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2023 telah disusun dan disiapkan sesuai medan dan kondisi yang akan dihadapi. 

Yang berfokus pada membangkitkan optimisme dan sekaligus untuk menjaga kewaspadaan dalam menghadapi resesi dunia yang akan berlangsung. 

Menurutnya, pemerintah sudah melakukan langkah antisipasi yang tepat dan dengan prediksi yang baik. Langkah-langkah itu diharapkan bisa menjaga momentum pemulihan ekonomi. 

APBN tahun 2023, lanjut Yustinus sudah didesain dengan disesuaikan kebijakan yang baru. Seperti reformasi subsidi BBM yang alokasinya bisa dihemat dan digunakan untuk keperluan belanja produktif yang lain. 

Contohnya bisa disalurkan untuk perlindungan sosial, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), mengatasi stunting dan menjaga kematian ibu dan anak. 

Baca Juga : 5 Negara Asean Ini Bisa Lolos dari Jerat Resesi 2023

Memperkuat Sektor UMKM

Selain itu, pemerintah juga akan fokus pada pembangunan infrastruktur kesehatan dan industri digital, ekonomi hijau, dan terus berusaha meningkatkan pendapatan negara. 

Pemerintah juga telah merancang jika pertumbuhan belanja negara tahun depan akan semakain rendah. Namun meski belanja negara rendah, kualitasnya akan menjadi semakin baik. 

Yustinus berharap hal ini bisa menjadi semangat dalam Presidensi G20. Pemerintah juga ingin mendorong dan mengajak negara-negara di dunia untuk dapat pulih bersama dan bangkit lebih kuat. 

Pemerintah RI juga terus melakukan kordinasi antara lembaga otoritas fiskal dan lembaga otoritas moneter untuk membuat APBN tahun 2023 semakin kuat dan tangguh. 

APBN tahun 2023 juga akan tetap difokuskan pada beberapa sektor prioritas seperti perlindungan sosial kemasyarakatan dan peningkatan SDM rakyat. 

Kemudian, sektor lainnya yang terus diperkuat oleh pemerintah adalah sektor UMKM dan UKM. Pemerintah akan memberikan intensif perpajakan dan juga bantuan permodalan. 

Sedangkan untuk para pencari kerja, yaitu masih dengan melakukan program kartu pra kerja yang terbukti dapat mendukung dan membantu para pencari kerja. 

Selanjutnya, pemerintah juga akan melakukan kordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) dan pejabat pemangku kebijakan lainya lewat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) agar inflasi dapat dikendalikan.

Yustinus berharap, dengan berbagai kebijakan yang sudah disiapkan oleh pemerintah untuk menghadapi resesi global.

Masyarakat Indonesia harus tetap optimistis dengan perekonomian Indonesia pada tahun depan akan baik-baik saja.

Meski demikian tetap harus terus waspada dan tidak boleh lengah dalam menjaga kondisi ekonomi bangsa ini. 

Ikuti Kami di Google News

Tinggalkan komentar