Fobis.ID > News > Kurang Modal Inti, Puluhan Bank Lakukan Aksi Tambah Modal

Kurang Modal Inti, Puluhan Bank Lakukan Aksi Tambah Modal

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan aturan bahwa modal inti yang harus dimiliki sebuah bank adalah Rp 3 triliun.

Jika dalam waktu yang ditentukan, bank tidak bisa memenuhi syarat tersebut, maka terancam turun kasta atau harus marger dengan bank lainya.

Per bulan September 2022, menurut rilis data yang dikeluarkan OJK, terdapat masih banyak bank yang belum memenuhi syarat modal inti sebesar Rp 3 triliun. 

Namun sejumlah bank yang belum memenuhi syarat tersebut, saat ini tengah melakukan aksi rights issue sebagai langkah untuk pemenuhan modal modal. 

Rigts Issue adalah memberikan hak kepada para investor untuk membeli saham baru yang diterbitkan untuk sebelum saham tersebut resmi ditawarkan di pasar saham. 

Tujuan dari rigths issue adalah untuk menambah modal kerja, ekspansi bisnis, mendukung rencana perusahaan dan membayar hutang perusahaan. 

Berikut daftar sejumlah bank yang sampai September 2022 ini belum memenuhi syarat modal inti dan melakukan aksi rights issue : 

Kurang Modal Inti, Puluhan Bank Lakukan Aksi Tambah Modal

Kurang Modal Inti, Puluhan Bank Antre Tambah Modal

Menurut laporan OJK ada 18 bank yang saat ini masih berusaha memenuhi syarat modal inti guna menghindari turun kasta menjadi BPR atau dipaksa marger. Berikut rinciannya : 

Baca Juga : Suku Bunga The Fed Naik 75%, Ini Tips Untuk Investor Agar Tetep Cuan

Bank Neo

Modal inti yang baru dimilki oleh bank neo per September 2022 adalah Rp 2,11 triliun. Di sisa waktu yang ada di akhir tahun ini, bank neo mentarget rights issue sebesar Rp 5 triliun.  

Tjandra Gunawan, Direktur Utama PT Bank Neo Commerce mengatakan menginjak usia dua tahun. Bank digital milik Akulaku ini berkomitmen untuk terus mematuhi peraturan dan udang-undang perbankan yang berlaku. 

Salah satu aturannya adalah kewajiban pemenuhan modal inti. Hal itu juga menjadi bukti fundamental bisnis Bank Neo semakin kuat. 

Bank Amar Indonesia 

Bank Amar saat ini telah menerbitkan 4,56 miliar saham baru dengan harga Rp 280 lembar per saham. 

Penerbitan saham baru ini dilakukan untuk pemenuhan modal inti dengan target dana seger yang bisa terkumpul sebesar Rp 1,28 triliun. 

Bila rencana ini berhasil, maka Bank Amar bisa memenuhi syarat dari OJK dan aman dari kebijakan turun kasta atau marger. 

Bank Bisnis Internasional 

Seperti Bank Amar, Bank Bisnis Internasional juga melakukan hal yang sama. Bank ini berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 465 juta saham.

Dana segar yang terkumpul  dari aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) itu akan digunakan untuk memenuhi syarat modal dari OJK. 

Tak hanya itu, dana juga akan digunakan untuk mendorong kinerja penyaluran kredit perseroan. 

Bank MNC

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank MNC menyetujui aksi rights issue demi pemenuhan modal bank. 

Dana yang diperoleh dari aksi rights issue ini rencanya akan digunakan untuk pemenuhan modal inti dan meningkatkan aset produktif bank. 

J Trust Bank

Modal J Trust Bank saat ini baru mencapai Rp 2,66 triliun. Guna memenuhi persyaratan modal inti dari OJK, mereka juga akan melakukan right issue pada Desember 2022 mendatang. 

Widjaja Hendra, Direktur Bisnis J Trust Bank mengatakan pihaknya optimis dapat memenuhi persyaratan modal minimal Rp 3 triliun usai melakukan right issue. 

Bank Raya Indonesia

Pada Maret 2022, modal yang dimiliki oleh Bank Raya tercatat sebesar Rp 2,16 triliun. Untuk memenuhi kekurangan itu, Bank Raya berencana akan menerbitkan saham baru.

Rights issue yang akan ditarget sebanyak 3,5 miliar dengan harga saham Rp 100 per lembar sahamnya.

Bank-bank lain yang saat ini masih berusaha memenuhi modal inti antara lain, Bank of India Indonesia, Bank National Nobu, Bank Bumi Arta dan Bank Capital Indonesia. 

Ikuti Kami di Google News

Tinggalkan komentar