Fobis.ID > News > The Perfect Strom atau Krisis 5C Apakah Itu?

The Perfect Strom atau Krisis 5C Apakah Itu?

Krisis 5C – Belum juga selesai negara-negara di dunia berperang membendung badai krisis resesi yang terlah terjadi di beberapa negara di dunia.

Saat ini dunia kembali dibuat khawatir dengan adanya The Perfect Strom atau krisis 5C, lalu apa itu The Perfect Strom atau krisis 5C? 

Dana moneter internasional (IMF) telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2023 sebesar 2,7% lebih rendah dibandung tahun sebelumnya yang sebesar 2,9%. 

Pemangkasan oleh IMF itu dikarnakan akan adanya badai resesi yang akan melanda negara-negara di dunia pada tahun 2023 mendatang.

Tanda-tanda bakal adanya badai resesi global itu hari-hari ini bahkan semakin menguat. Membuat banyak negara khawatir dan ketar ketir, termasuk juga Indonesia. 

Airlangga Hartanto, Menteri Kordinator Perekonomian Indonesia dikutip dari NCBC Indonesia Kamis, 13 Oktober 2022 mengiyakan adanya kekhawatiran itu dan juga potensi lain yang lebih ngeri dari resesi bisa juga terjadi. 

Apalagi, Presiden Joko Widodo telah menyebut bahwa telah ada 20 negara yang sudah masak datar untuk meminta bantuan ke IMF. 

Jika dibandingkan saat terjadinya krisis finansial di Asia, kata Airlangga, negara-negara yang mengajukan bantuan ke IMF jauh lebih sedikit dari itu. 

Untuk itu, Airlangga mewanti-wanti kepada seluruh masyarakat Indonesia agar lebih berhati-hati terhadap situasi tersebut dan bersama-sama menghadapi krisis 5C ini. 

Baca Juga : Musim PHK Akan Kembali Datang di Indonesia

The Perfect Strom atau Krisis 5C Apakah Itu?

Apa itu Krisis 5C?

Krisis 5C atau tantangan 5C atau yang disebut juga the perfact strom adalah sebuh istilah yang mengambarkan banyak kejadian yang berlangsung secara bersamaan. 

Krisis 5C adalah adanya Covid-19 yang belum selesai, conflict Ukraina yang berkepanjangan, climate change atau perubahan iklim, commodity price yang melonjak, dan cost of living dampak dari inflasi.

Airlangga menjelaskan bahwa saat ini sebanyak 55 negara di dunia sedang mengalami perlambatan ekonomi. Bahkan di negara Srilangka, Rusia, Ukraina dan negara-negera lainya telah mengalami kondisi kontraksi. 

Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa telah menaikan suku bunga acuannya sebesar 300 bps dan 123 bps dan Indonesia sendiri telah meningkatkan sebesar 75 bps. 

Namun jika dibandingkan dengan negara lain, tingkat inflasi di Indonesia cukup moderat atau hanya sekitar 5,95%.

Jika dibandingkan dengan tingkat inflasi Amerika Serikat yang 9% dan Uni Eropa yang 8%, inflasi Indonesia jauh lebih kecil.

Tingkat inflasi yang bisa lebih kecil itu kata Airlangga merupakan bentuk keberhasilan dari jalinan kerja sama yang baik. Antara sektor finansial dan moneter, termasuk pasar modal Indonesia. 

Pasar modal Indonesia, tambah Airlangga menurutnya sudah berhasil mencatatkan prestasinya dengan baik untuk saat- saat ini.

Kerja sama semua pihak termasuk di pasar modal membuat ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5% selama 3 kuartal terakhir. Di kuartal III-IV 2022, dia berharap pertumbuhannya bisa mencapai 5,2%.

Karena, net inflow ke pasar modal Indonesia mencapai angka Rp 70 triliun dalam sembilan bulan dan ada lebih dari 800 emiten tercatat di bursa.

Hal tersebut merupakan bukti telah ada pencapaian bukan hanya otoritas namun ke depan akan jadi modal perekonomian bangsa Indonesia.

Baca Juga : Investasi di ORI022 Bisa Untung 22 Per Bulan 

Apakah Indonesia Aman dari krisis?

Indonesia diyakini mampu tumbuh lebih tinggi ekonominya ketimbang China dan Amerika Serikat (AS). IMF mempertahankan proyeksi ekonomi Indonesia untuk tahun ini sebesar 5,3%.

Namun, memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 5,2% menjadi 5% pada 2023.
Proyeksi IMF ini sedikit lebih rendah dari asumsi makro yang ditetapkan dari APBN 2023, yakni 5,3%.

Ketahanan ekonomi Indonesia saat ini masih cukup baik.

Sehingga banyak pengamat ekonomi yang menilai Indonesia bisa aman dari badai resesi global. 

Ikuti Kami di Google News

Tinggalkan komentar