FOBIS.ID – Dalam dunia investasi saat suku bunga tinggi, terdapat banyak pilihan yang harus dipertimbangkan oleh investor.
Adanya pergerakan ekonomi global dan domestik membuat pilihan investasi seperti saham dan obligasi menjadi lebih atraktif, meski keduanya memiliki risiko dan profil yang berbeda.
1. Opsi Investasi: Saham
Dengan IHSG berada di angka 717.000, menunjukkan pertumbuhan sekitar 13%. Apabila dirubah ke dalam imbal hasil atau earning shield, imbalannya adalah 7,5%.
Ini lebih menarik dibandingkan dengan imbal hasil dari SUN yang 10 tahun adalah 6,8%. Untuk investor dengan profil risiko yang lebih tinggi, akumulasi saham bisa menjadi opsi yang menguntungkan.
Adanya DPI 13 kali menunjukkan bahwa valuasi IHSG masih rendah atau “depress”. Ini menciptakan peluang bagi investor untuk mulai mengakumulasi saham secara bertahap.
Baca juga: Broker Forex Terbaik 2023: Ulasan dan Analisis
2. Diversifikasi Portofolio: Obligasi dan Saham
Dari sisi obligasi, angka 6,8% sudah merupakan entry level yang baik untuk investor obligasi yang ingin diversifikasi portofolio.
Dalam hal mengelola reksa dana, investor dapat lebih agresif ke saham daripada obligasi, sesuai dengan reksa dana campuran seperti Anggrek fleksibel yang sudah mulai menambah posisi saham sejak Juni 2023 ketika IHSG masih rendah, sekitar 6.600.
3. Prediksi dan Peluang
Meskipun IHSG saat ini masih 7.000, ada kemungkinan bahwa nilai tersebut akan tercapai dalam sisa 4 bulan ini atau mungkin tahun depan.
Perekonomian yang baik dan valuasi yang masih undervalue menciptakan kesempatan bagi investor yang memiliki jangka waktu investasi minimal satu tahun ke depan.
Baca juga: 13 Investor Pasar Saham Terkaya di Dunia Tahun 2023
4. Sektor yang Menarik
Dari sisi sektoral, perbankan, konsumen, telekomunikasi, dan energi terbarukan seperti geothermal masih menarik bagi investor.
Perpindahan ke ISG (Investasi Sosial dan Governance) juga membuat sektor mobil dan energi terbarukan menjadi penting. Untuk jangka panjang, investasi pada sektor-sektor ini dianggap sangat menarik.
5. Harga Komoditas: Batubara dan Minyak
Di sisi komoditas, harga batubara kemungkinan tidak akan mencapai 200, kecuali ada winter yang sangat dingin, yang akan menyebabkan kenaikan permintaan batubara sebagai substitusi gas alam.
Sementara harga minyak, saat ini menyentuh 94 dolar per barel, memiliki kemungkinan untuk menyentuh 100 dolar, tergantung pada analisa dan dinamika perekonomian global yang ada.
6. Analisis dan Pertimbangan
Dalam merespons dinamika pasar dan komoditas, investor perlu mempertimbangkan pelemahan ekonomi dan faktor-faktor geopolitik yang ada.
Prediksi pelemahan ekonomi AS dari 2,5% ke 1,5% menjadi pertimbangan kritis dalam mengambil keputusan investasi.
Kesimpulan
Strategi investasi di saat suku bunga tinggi membutuhkan analisis mendalam mengenai pilihan investasi, risiko, dan profil investor. Diversifikasi portofolio melalui saham, obligasi, dan investasi sektoral dapat membantu mengoptimalkan return, sementara pemahaman terhadap dinamika ekonomi dan geopolitik akan meminimalkan risiko yang ada.
Pemahaman dan analisis terhadap komoditas, serta pengetahuan tentang sektor-sektor yang menarik, akan memungkinkan investor untuk membuat keputusan investasi yang tepat dalam jangka panjang dan mengambil keuntungan dari peluang yang ada di pasar.(*)