FOBIS.ID – Pertemuan bilateral antara Presiden Indonesia, Joko Widodo, dan Presiden China, Xi Jinping, berlangsung dengan serangkaian kesepakatan strategis yang menguatkan hubungan kedua negara.
Berbagai aspek kerjasama dibahas, mulai dari investasi, perdagangan, hingga situasi global seperti konflik di Gaza.
Baca juga: Terobosan Foxconn Pada Mobil Listrik dengan Model N Cargo Van dan Model B Crossover yang Canggih
1. Investasi dan Pengembangan Energi
Fokus pada peningkatan kerjasama investasi dalam berbagai sektor seperti baterai kendaraan listrik, pabrik suku cadang, dan kilang petrokimia.
Salah satu sorotan adalah komitmen China untuk mengimpor satu juta ton beras dari Indonesia, mengingat China adalah produsen beras terbesar di dunia dengan produksi rata-rata 147,69 juta ton per tahun, sementara produksi beras Indonesia dikoreksi menjadi 30,88 juta ton.
2. Peningkatan Kuota Impor dan Ekspor
Ada pembaruan protokol dan peningkatan kuota impor sarang burung walet dan ekspor produk lain seperti perikanan dan buah tropis.
Presiden Jokowi juga mendorong kerjasama dalam pengembangan pusat halal dan lainnya.
3. Kerjasama dalam Berbagai Sektor
Kedua pemimpin menyaksikan penandatanganan sejumlah MOU kerjasama, termasuk protokol produk perairan liar yang akan diekspor dari Indonesia ke China, serta kerjasama dalam implementasi inisiatif pembangunan global.
4. Kerjasama dalam Pembangunan Global
Presiden Jokowi menekankan kebutuhan untuk peningkatan partisipasi dalam rantai pasok global dan ekspansi ekspor ke pasar non-tradisional seperti Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika.
5. Dukungan dalam Ketahanan Pangan
Dilaporkan akan ada 187 nota kesepakatan yang akan ditandatangani, berasal dari 32 negara, dalam rangka Trade Expo Indonesia, dengan harapan transaksi yang terjadi akan lebih besar dibandingkan tahun lalu.
6. Adaptasi dalam Perdagangan Internasional
Dalam konteks media digital, beberapa negara, termasuk Jerman, telah menetapkan aturan hak penerbit (publisher right), yang mengharuskan platform seperti Google membayar kompensasi sebesar 3,2 juta Euro per tahun kepada perusahaan media.
Baca juga: Chat AI Character, Bisa Pacaran Dengan Kecerdasan Buatan
7. Ekspansi ke Pasar Non-Tradisional
Ekonomi China sendiri tumbuh 4,9% pada kuartal ketiga 2023, melampaui ekspektasi sebesar 4,4%.
Dukungan pemerintah dan peningkatan aktivitas manufaktur menjadi beberapa faktor yang berkontribusi pada pertumbuhan ini.
8. Pertumbuhan Ekonomi China
Produksi industri China meningkat 4,5%, penjualan ritel tumbuh 5,5%, dan investasi aset tetap naik 3,1% secara tahunan, menunjukkan tanda-tanda stabilisasi ekonomi.
9. Peningkatan Aktivitas Manufaktur
Sektor properti China menghadapi tekanan, dengan penjualan rumah yang terus menurun dan tekanan kredit yang meluas di kalangan pengembang.
Baca juga: MSI Luncurkan Keyboard Mekanis VIGOR GK41 untuk Gaming
10. Analisis Sektor Properti
Kesepakatan ini mencerminkan adanya upaya bersama untuk meningkatkan tata kelola, pembangunan berkelanjutan, dan kerjasama kesehatan, serta memperkuat investasi dan kolaborasi ekonomi antara kedua negara.(*)