Fobis.ID > News > Adopsi Kripto: 20 Negara dengan Kepemilikan Kripto Terbanyak

Adopsi Kripto: 20 Negara dengan Kepemilikan Kripto Terbanyak

FOBIS.ID – Kripto telah mengalami perkembangan yang pesat dalam dekade terakhir, menarik perhatian dari berbagai kelompok, mulai dari investor institusi hingga individu biasa.

Tahun 2023 menyaksikan perubahan dramatis dalam distribusi pemilik kripto di berbagai negara. Dengan meningkatnya adopsi dan kesadaran, mari kita lihat bagaimana dunia memeluk teknologi revolusioner ini.

Berikut ini adalah pembagian daftar negara berdasarkan benua berdasarkan data pemilik mata uang kripto di tahun 2023:

Data ini di ambil dari Wod of Statistics.

Asia:

  1. 🇦🇪 United Arab Emirates: 27.67%
  2. 🇻🇳 Vietnam: 20.54%
  3. 🇸🇬 Singapore: 13.93%
  4. 🇮🇷 Iran: 13.46%
  5. 🇵🇭 Philippines: 13.02%
  6. 🇹🇭 Thailand: 9.32%
  7. 🇮🇳 India: 7.23%
  8. 🇵🇰 Pakistan: 6.40%
  9. 🇹🇷 Turkey: 5.46%
  10. 🇰🇪 Kenya: 4.92% (Sebenarnya di Afrika, akan diperbaiki di bawah)
  11. 🇮🇩 Indonesia: 4.55%
  12. 🇳🇵 Nepal: 4.43%
  13. 🇨🇳 China: 4.08%
  14. 🇰🇷 South Korea: 3.98%
  15. 🇯🇵 Japan: 1.74%
  16. 🇸🇦 Saudi Arabia: 1.60%

Afrika:

  1. 🇿🇦 South Africa: 10%
  2. 🇳🇬 Nigeria: 5.75%
  3. 🇲🇦 Morocco: 4.9%
  4. 🇪🇹 Ethiopia: 4.01%
  5. 🇪🇬 Egypt: 2.91%

Amerika Utara:

  1. 🇺🇸 United States: 13.22%
  2. 🇲🇽 Mexico: 3.39%
  3. 🇨🇦 Canada: 4.15%

Amerika Selatan:

  1. 🇻🇪 Venezuela: 10.28%
  2. 🇧🇷 Brazil: 6.98%
  3. 🇦🇷 Argentina: 5.56%
  4. 🇨🇴 Colombia: 4.81%
  5. 🇪🇨 Ecuador: 3.71%

Eropa:

  1. 🇺🇦 Ukraine: 10.31%
  2. 🇫🇷 France: 5.90%
  3. 🇷🇺 Russia: 5.87%
  4. 🇬🇧 United Kingdom: 5.52%
  5. 🇩🇪 Germany: 4.19%
  6. 🇪🇸 Spain: 3%
  7. 🇳🇱 Netherlands: 2.70%
  8. 🇮🇹 Italy: 2.43%
  9. 🇫🇮 Finland: 1.36%
  10. 🇩🇰 Denmark: 1.16%
  11. 🇳🇴 Norway: 1.13%

Australia dan Oseania:

  1. 🇦🇺 Australia: 2.61%

Tidak Teridentifikasi atau Tidak Termasuk Dalam Benua:

  1. 🇨🇺 Cuba: 0%
  2. 🇻🇦 Vatican: 0% (Negara kota yang terletak di Eropa)

United Arab Emirates memimpin daftar dengan persentase pemilik kripto terbesar, mencapai 27.67% dari populasi. Dengan perkembangan ekonomi yang pesat dan adopsi teknologi tinggi, bukanlah kejutan melihat UAE di puncak daftar.

Selanjutnya adalah Vietnam, dengan 20.54% dari populasi memiliki mata uang kripto. Meskipun ekonominya tidak sebesar negara-negara lain dalam daftar, Vietnam telah memperlihatkan minat yang tumbuh pesat dalam teknologi blockchain dan mata uang kripto.

Singapore dan Iran mengikuti dengan angka 13.93% dan 13.46% masing-masing. Singapura, dengan reputasinya sebagai pusat keuangan Asia, telah membracing kripto dengan tangan terbuka. Sementara itu, Iran, meskipun menghadapi sanksi dan tekanan ekonomi, telah melihat masyarakatnya berpaling ke kripto sebagai alat lindung nilai.

Amerika Serikat, negara dengan ekonomi terbesar di dunia, memiliki 13.22% dari penduduknya yang memiliki kripto. Ini menunjukkan adopsi yang signifikan di tengah-tengah populasi yang besar.

Negara-negara seperti Filipina, Ukraina, Venezuela, Afrika Selatan, dan Thailand juga mengikuti dengan angka dua digit, menunjukkan bahwa adopsi kripto bukanlah fenomena regional tetapi global.

Sebagai negara dengan populasi terbesar kedua di dunia, India memiliki 7.23% pemilik kripto. Ini menunjukkan peluang besar bagi pertumbuhan di masa depan.

Brazil, Pakistan, Prancis, dan Rusia semua menampilkan angka di kisaran 5-7%, mengindikasikan adopsi yang stabil di kalangan masyarakat.

Eropa, dengan negara-negara seperti Inggris, Turki, Jerman, dan Prancis masing-masing menunjukkan angka sekitar 5%, mencerminkan pendekatan yang lebih hati-hati terhadap mata uang digital.

Namun, ini bukan berarti Eropa tertinggal; dengan infrastruktur keuangan yang kuat, potensi untuk pertumbuhan lebih lanjut sangat besar.

Asia, dengan negara-negara seperti Indonesia, Nepal, China, dan Korea Selatan, menunjukkan adopsi yang bervariasi, dengan angka sekitar 3-4.5%. Adopsi di Asia terus berkembang, dipimpin oleh inovasi dan kebutuhan pasar.

Ketika kita memeriksa Meksiko, Spanyol, Mesir, dan Belanda, kita melihat adopsi yang berkisar antara 2-3%. Ini menunjukkan bahwa ada ruang untuk pertumbuhan di pasar ini, terutama dengan edukasi dan regulasi yang tepat.

Australia, Italia, Jepang, dan Arab Saudi memiliki angka di bawah 3%. Meskipun memiliki ekonomi yang kuat, tampaknya masyarakat di negara-negara ini memilih pendekatan yang lebih konservatif.

Menariknya, ada beberapa negara yang menunjukkan angka 0% dalam adopsi kripto, seperti Cuba dan Vatikan. Ini bisa disebabkan oleh berbagai alasan, mulai dari regulasi ketat hingga kurangnya kesadaran.

Dalam kesimpulannya, data tahun 2023 menunjukkan bahwa mata uang kripto terus mendapatkan momentum di seluruh dunia. Setiap negara memiliki ceritanya sendiri dalam penerimaan teknologi ini, dan akan sangat menarik untuk melihat bagaimana lanskap ini akan berkembang dalam tahun-tahun mendatang.(*)

Ikuti Kami di Google News

Tinggalkan komentar