Fobis.ID > News > Kenaikan Suku Bunga Acuan The Fed Mungkin Tercapai 6% di Bulan September

Kenaikan Suku Bunga Acuan The Fed Mungkin Tercapai 6% di Bulan September

The FED – The Federal Reserve (The Fed) sedang mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga acuan di bulan September. Pengumuman The Fed akan diumumkan pada malam ini 13 September 2023.

Berdasarkan informasi terbaru, pada awalnya 80% dari anggota komite percaya bahwa suku bunga akan dipertahankan pada tingkat saat ini. Namun, hanya 20% yang memprediksi kenaikan.

Penyebab potensi kenaikan ini dihubungkan dengan kenaikan harga komoditas global, terutama minyak, yang mungkin meningkatkan probabilitas kenaikan suku bunga.

Selain itu, data inflasi yang akan dirilis nantinya akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kebijakan moneter yang akan diambil.

Meski target inflasi jangka panjang tetap pada angka 2%, kenaikan inflasi saat ini di US berada di angka 3.2%.

Beberapa analisis memprediksi bahwa inflasi bisa mencapai 3.6%, meski berdasarkan data Indeks Harga Produsen, diperkirakan inflasi hanya akan mencapai puncaknya di 3.5%.

Gubernur Bank Indonesia sendiri telah menyampaikan bahwa suku bunga bisa meningkat hingga 6% karena inflasi yang belum mencapai target, yang mungkin berlanjut hingga akhir 2024.

Ini menandakan potensi “anomali” dimana negara berkembang seperti Indonesia mungkin memiliki suku bunga yang lebih rendah dibandingkan negara maju.

Namun, meski ada potensi kenaikan suku bunga, pemerintah dan Bank Indonesia telah mempersiapkan berbagai instrumen dan kebijakan untuk mengantisipasi dan menangkal potensi aliran modal keluar.

Diharapkan, dengan instrumen seperti SRBI dan kebijakan lainnya, stabilitas ekonomi Indonesia tetap terjaga.

Berita ini mengingatkan kita bahwa dunia ekonomi global sedang dalam masa perubahan, dan kebijakan moneter yang diambil oleh lembaga-lembaga keuangan besar seperti The Fed dan Bank Indonesia akan memiliki dampak signifikan pada pasar global dan ekonomi domestik.

Berikut adalah tambahan informasi yang belum dimasukkan ke dalam artikel berita yang sebelumnya:

  1. Salah satu hal yang menarik dari diskusi mengenai suku bunga adalah pendekatan berbeda antara The Fed dan Bank Indonesia dalam menangani inflasi. Meski penyebab inflasi di US lebih banyak berasal dari sisi supply, The Fed cenderung meningkatkan suku bunga. Hal ini berbeda dengan pendekatan Bank Indonesia yang biasanya akan menaikkan bunga apabila tekanan inflasi banyak dari sisi permintaan.
  2. Dalam sejarah kebijakan moneter, ada potensi “anomali” dimana suku bunga negara berkembang bisa lebih rendah daripada negara maju. Ini terjadi karena perbedaan formula dan cara pengendalian inflasi antara negara-negara maju dan berkembang.
  3. Teori lama menyatakan bahwa inflasi di negara maju biasanya lebih rendah daripada inflasi di negara berkembang. Namun, pola saat ini menunjukkan kemungkinan terbaliknya, terutama karena manajemen sisi supply di negara berkembang seperti Indonesia yang terbukti lebih efektif.
  4. Meskipun ada potensi kenaikan suku bunga, Bank Indonesia terus berupaya memastikan pertumbuhan ekonomi tetap stabil. Dengan menggunakan instrumen seperti SRBI dan kebijakan lainnya, mereka berupaya menjaga keseimbangan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Ikuti Kami di Google News

Tinggalkan komentar