Fobis.ID > News > Sulit Dapat Kerja karena Kamu Suka Pinjol? Hati-Hati

Sulit Dapat Kerja karena Kamu Suka Pinjol? Hati-Hati

Suka Pakai Pinjol? Hati-Hati, Kamu Bisa Sulit Dapat Kerja. Di era modern, banyak tantangan yang dihadapi individu dalam mencari pekerjaan.

Selain persaingan ketat, latar belakang finansial seseorang juga menjadi pertimbangan, khususnya bagi mereka yang memiliki catatan utang atau menggunakan pinjol.

Ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana utang atau pinjol dapat mempengaruhi peluang seseorang mendapatkan pekerjaan?

Utang dan Konsekuensinya, salah satunya Sulit Dapat Kerja

Utang, lebih dari sekedar janji, merupakan sebuah kewajiban yang harus kamu bayar. Ketika utang tidak lunasi, konsekuensi tak terelakkan.

Dulu, mungkin kita ingat bagaimana data pribadi bisa tersebar saat seseorang menunggak utang, membuat seluruh kantor bisa mengetahui.

Ini mungkin menjadi pertimbangan bagi pemberi kerja saat menilai latar belakang calon karyawan.

Mereka tentu tidak ingin mendengar bahwa karyawan mereka dikejar-kejar oleh kolektor hutang.

Kewajiban Finansial vs. Kewajiban Kerja

Utang sebagai sebuah janji harus ditepati. Namun, jika seseorang tidak dapat mengelola kewajiban finansialnya dengan baik, bagaimana dengan kewajiban kerjanya?

Namun, ada juga pinjol ilegal yang tak terdaftar di OJK, sehingga status seseorang bisa jadi tak jelas. Beberapa utang yang masuk ke OJK mencakup KPR, KTA, paylater, dan kartu kredit.

Baca juga: Pinjaman Online Bunga Paling Rendah, Cek 5 Aplikasi Pinjol Ini

Generasi Pinjol dan Teknologi

Generasi Z dan milenial, yang tumbuh di era teknologi, terkadang mudah tergiur dengan kemudahan pinjol.

Mereka, yang sedang merintis karir, mungkin mencoba-coba pinjol tanpa memikirkan konsekuensi jangka panjangnya.

Gaya hidup yang konsumtif, karena media sosial, membuat mereka semakin terperangkap dalam siklus hutang.

Utang untuk Validasi Sosial

Sulit Dapat Kerja

Data menunjukkan bahwa banyak dari pinjol malah untuk belanja online, bayar tagihan, dan bahkan belanja fashion yang mengikuti tren selebriti.

Ini menunjukkan bahwa banyak utang bukan untuk kebutuhan primer, melainkan untuk validasi sosial. Teknologi memang membantu, tetapi juga membawa dampak negatif.

Refleksi

Sebagai generasi yang canggih, kita harus bijak dalam menggunakan teknologi. Utang sebaiknya untuk kebutuhan yang benar-benar penting, bukan hanya untuk memuaskan keinginan sesaat.

Sebab, di balik kemudahan pinjol, tersimpan risiko yang bisa menghambat masa depan kita, termasuk peluang kerja.

Baca juga : Cara Menghapus Data KTP Di Pinjaman Online, Jangan Takut!

Kesulitan Dalam Mendapatkan Kerja: Dampak Utang dan Pinjol

Faktor Kesulitan Mencari Kerja

Pasaran kerja saat ini penuh dengan persaingan. Banyaknya lulusan universitas dan minimnya lowongan pekerjaan membuat proses pencarian kerja semakin sulit.

Utang dan Konsekuensinya

Membicarakan utang bukan hanya sekedar janji tetapi juga kewajiban. Ketika seseorang menunggak utang, data pribadinya bisa tersebar, memberi informasi kepada potensial pemberi kerja tentang ketidakmampuannya dalam memenuhi kewajiban. Hal ini tentunya bukan citra positif bagi calon karyawan.

Kewajiban Finansial vs. Kewajiban Kerja

Dapatkah seseorang yang tidak mampu mengelola kewajiban finansialnya dengan baik dipercaya untuk mengelola kewajiban kerjanya?

Pinjol ilegal yang tak terdaftar di OJK bisa menyebabkan status seseorang menjadi tak jelas. Namun, terdapat juga pinjol legal seperti KPR, KTA, paylater, dan kartu kredit.

Generasi Pinjol dan Teknologi

Generasi Z dan milenial, yang terbiasa dengan kemudahan teknologi, kerap terjebak dalam siklus hutang.

Dorongan untuk memenuhi gaya hidup konsumtif yang sering kamu upload di media sosial membuat mereka rentan terhadap pinjol.

Utang untuk Validasi Sosial

Sebagian besar pinjol bukan untuk kebutuhan primer, melainkan untuk validasi sosial. Misalnya, untuk belanja online, bayar tagihan, atau membeli barang-barang fashion terkini.

Ikuti Kami di Google News

Tinggalkan komentar