Fobis.ID > News > HP China Akan Tinggalkan Android pada 2025: Ini Sebabnya

HP China Akan Tinggalkan Android pada 2025: Ini Sebabnya

FOBIS.ID – Pengguna HP asal Tiongkok, siap-siap, karena ada berita menarik dari dunia teknologi yang akan memengaruhi ponsel Anda.

Pada tahun 2025 mendatang, HP yang dibuat dan dijual di Tiongkok akan berhenti menggunakan sistem operasi Google Android.

Namun, jangan khawatir, model buatan Tiongkok untuk pasar internasional masih diperbolehkan menggunakan Google Android.

Keputusan ini adalah bagian dari kebijakan yang dikenal sebagai “Made in China 2025,” yang memiliki tujuan untuk mengurangi ketergantungan Tiongkok pada teknologi barat.

Kebijakan “Made in China 2025” adalah inisiatif dari Partai Komunis Tiongkok (CCP) yang bertujuan untuk memastikan bahwa semua komponen dalam produk-produk teknologi, seperti layar, prosesor, memori, sensor, dan sistem operasi, berasal dari Tiongkok dan tidak menggunakan hak kekayaan intelektual internasional.

Baca juga: Harga Xiaomi 14 Pro, Ponsel Flagship Ditenagai Chipset Snapdragon Gen 3

Hal ini merupakan langkah besar dalam upaya mencapai otonomi teknologi penuh di dalam negeri.

Salah satu faktor yang mendorong kebijakan ini adalah larangan Amerika Serikat terhadap Huawei untuk menggunakan sistem operasi Google Android.

Larangan ini memaksa produsen smartphone asal Tiongkok lainnya untuk mencari alternatif dan mengembangkan teknologi mereka sendiri.

Sebelumnya, Amerika Serikat juga telah mencoba untuk membatasi perkembangan industri semikonduktor Tiongkok dengan alasan melindungi perusahaan-perusahaan AS dan keamanan nasional mereka.

Kebijakan tersebut pada dasarnya mengatur transfer teknologi dari Amerika Serikat ke Tiongkok dan bertujuan untuk mengurangi kemampuan Tiongkok dalam memproduksi semikonduktor.

Meskipun ada dampak negatifnya, yaitu meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok, ada juga potensi dampak positifnya.

Kebijakan “Made in China 2025” dapat mendorong perkembangan industri di dalam negeri Tiongkok.

Dengan mewajibkan komponen-komponen ponsel berasal dari Tiongkok, ini bisa menjadi dorongan besar bagi perusahaan teknologi lokal untuk meningkatkan inovasi mereka.

Hal ini juga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan menguntungkan ekonomi dalam negeri.

Namun, pertanyaannya adalah, apakah kebijakan serupa akan diadopsi oleh negara-negara lain, termasuk Indonesia?

Kita masih harus menunggu dan melihat bagaimana negara-negara lain akan merespons kebijakan Tiongkok ini.

Mungkin saja beberapa negara akan mengambil inspirasi dari langkah Tiongkok dalam upaya untuk mengembangkan industri teknologi mereka sendiri.

Selain itu, kebijakan ini juga dapat memicu pertanyaan lebih luas tentang kemandirian teknologi di seluruh dunia.

Negara-negara akan lebih berfokus pada pengembangan teknologi dalam negeri mereka sendiri atau tetap bergantung pada teknologi luar negeri? Ini adalah pertanyaan penting yang akan mempengaruhi masa depan industri teknologi global.

Baca juga: Mudah, Cara Membuat Gambar AI pakai Canva

Dalam hal ini, perkembangan selanjutnya akan sangat menarik untuk diikuti. Apakah kebijakan “Made in China 2025” akan membawa Tiongkok lebih dekat menuju otonomi teknologi yang diinginkan ataukah akan menimbulkan lebih banyak konflik dalam perdagangan internasional?

Hanya waktu yang akan menjawabnya. Kami akan terus mengikuti perkembangan ini dan memberi Anda informasi terkini tentang dunia teknologi.(*)

Ikuti Kami di Google News

Tinggalkan komentar