Fobis.ID > News > Tingkat Aktivitas Gunung Slamet Naik dari Level Normal ke Level Waspada

Tingkat Aktivitas Gunung Slamet Naik dari Level Normal ke Level Waspada

FOBIS.ID – Gunung Slamet, yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, telah mengalami peningkatan aktivitas vulkanik dalam periode 1 September hingga 18 Oktober 2023. Dari yang semula berstatus level normal Gunung Slamet naik ke level waspada.

Menurut sumber dari vsi.esdm.go.id, gunung ini adalah gunungapi strato dengan tinggi puncak mencapai 3.432 meter di atas permukaan laut dan terletak di lima kabupaten, yaitu Kabupaten Pemalang, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Purbalingga.

Gunung Slamet telah mengalami peningkatan aktivitas vulkanik, dengan tingkat aktivitas sebelumnya adalah Level I (Normal) sejak 9 Oktober 2020.

Selama periode pengamatan visual dari 1 hingga 18 Oktober 2023, asap kawah utama Gunung Slamet terlihat berwarna putih dengan intensitas bervariasi, mencapai tinggi antara 50 hingga 300 meter dari puncak.

Baca juga: 10 Kesepakatan RI-China Hingga Ekonomi China Terbaru

Cuaca bervariasi dari cerah hingga hujan, dan angin bertiup dari arah selatan dan barat. Suhu udara berkisar antara 21,3 hingga 31,6°C.

Hasil pengamatan instrumental mencatat 2.096 kali Gempa Hembusan, 3 kali Gempa Tremor Harmonik, 2 kali Gempa Vulkanik Dalam, 12 kali Gempa Tektonik Lokal, 7 kali Gempa Tektonik Jauh, dan Tremor Mennerus dengan amplitudo berkisar antara 0,2 hingga 6 mm, dengan dominan 2 mm.

Peningkatan amplitudo Gempa Tremor Menerus dari 2 mm menjadi 3 mm tercatat pada 1 Oktober 2023, diikuti oleh Gempa Tremor Harmonik dengan durasi maksimum sekitar 1 jam 18 menit pada tanggal 18 Oktober 2023.

Pemantauan deformasi dengan menggunakan EDM (Electronic Distance Measurement) mengindikasikan inflasi pada stasiun Cilik, sementara stasiun Buncis cenderung mengalami deflasi.

Stasiun Jurangmangu, yang berada di bawah stasiun Cilik, tidak menunjukkan pola deformasi yang signifikan.

Gunung Slamet Naik dari Level Normal ke Level Waspada
Gunung Slamet Naik dari Level Normal ke Level Waspada

Ini mengindikasikan bahwa tekanan mungkin telah bergerak melalui stasiun Buncis dan Jurangmangu menuju stasiun Cilik.

Pemantauan deformasi menggunakan Tiltmeter di Stasiun Cilik menunjukkan adanya inflasi pada sumbu radial sebesar 30 mikroradian sejak Juli 2023.

Inflasi juga terdeteksi di Stasiun Tiltmeter Bambangan pada tanggal 11 Oktober 2023 hingga 18 Oktober 2023 sebesar 40 mikroradian.

Setelah dilakukanpengukuran suhu mata air panas (MAP) pada tiga lokasi hadilnya menunjukkan ada fluktuasi suhu.

Di MAP Sicaya, suhu berfluktuasi antara 54 hingga 60°C, dengan cenderung mengalami penurunan.

Di MAP Pengasihan, suhu berfluktuasi dalam rentang 47 hingga 53°C, sementara di MAP Pandansari, suhu berfluktuasi dalam rentang 40 hingga 47°C, dengan cenderung mengalami peningkatan.

Evaluasi dan potensi bahaya saat ini menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas Gunung Slamet mencakup peningkatan amplitudo tremor menerus dan terekamnya Gempa Tremor Harmonik dalam durasi yang panjang.

Pengukuran deformasi juga mengindikasikan peningkatan tekanan di bawah gunung.

Potensi ancaman bahaya meliputi erupsi freatik dan magmatik yang dapat menghasilkan lontaran material pijar yang melanda daerah dalam radius 2 km, serta hujan abu di daerah sekitar kawah berdasarkan arah dan kecepatan angin.

Dalam kesimpulan, Gunung Slamet telah mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang mengindikasikan potensi bahaya.

Oleh karena itu, disarankan untuk terus memantau dan memperhatikan perkembangan situasi ini dengan cermat untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai.

Keselamatan masyarakat harus diutamakan, dan otoritas setempat harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi penduduk yang berada di sekitar Gunung Slamet.

Ikuti Kami di Google News

Tinggalkan komentar