Fobis.ID > Aplikasi > Ini Daftar Negara Melarang ChatGPT, Bagaimana Dengan Indonesia?

Ini Daftar Negara Melarang ChatGPT, Bagaimana Dengan Indonesia?

Waspadalah, ini daftar negara yang melarang ChatGPT. Penggunaannya dianggap ilegal bahkan membahayakan stabilitas politik.

Kini banyak negara mempertimbangkan pelarangan penggunaan ChatGPT, baik itu dalam hal pendidikan, pekerjaan, bahkan dengan alasan politik.

Bermain dengan ChatGPT memang sangat mengasyikkan, cukup ketik prompt atau pertanyaan apa pun dan Anda akan menerima jawaban dengan kata-kata yang kebanyakan akurat.

Generatif AI ChatGPT menawarkan peluang tanpa akhir untuk mencari jawaban atas pertanyaan apa pun yang pernah Anda miliki.

Meski saat ini pembuatannya juga mendapat perhatian dari akademisi hingga politisi.

Seorang juru bicara Departemen Pendidikan Queensland mengatakan telah memblokir ChatGPT untuk siswa di jaringan departemen sampai dapat sepenuhnya menilai kelayakannya.

Queensland bergabung dengan NSW dalam melarang aplikasi tersebut di sekolah umum. Meski Victoria telah mengesampingkan pemblokiran ChatGPT.

Apa itu ChatGPT?

ChatGPT atau Chat Generative Pre-Trained Transformer adalah chatbot yang diluncurkan oleh OpenAI.

Sebuah perusahaan riset dan penerapan kecerdasan buatan pada November 2022.

Ini adalah model bahasa yang dapat menghasilkan teks yang realistis dan mirip manusia.

ChatGPT dapat digunakan dalam terjemahan bahasa dan untuk meringkas potongan teks yang besar menjadi sebuah artikel.

Dia (atau itu) juga dapat menghasilkan respons teks tentang subjek apa pun saat diminta, menjadikannya berguna sebagai chatbot untuk layanan pelanggan.

Mengapa Sekolah Dan Universitas Mengkhawatirkannya?

Kekhawatiran besarnya adalah bahwa ChatGPT berpotensi digunakan oleh mahasiswa dan pelajar sekolah untuk menyontek tugas tertulis tanpa mereka mampu mendeteksi.

Mereka mengumpamakan seperti siswa yang mempekerjakan robot untuk menyelesaikan pekerjaan rumah mereka.

Namun beberapa pengajar juga berbicara tentang memanfaatkan keberadaan ChatGPT sebagai peluang besar untuk membuat penilaian lebih autentik.

Ini mencerminkan tantangan yang mungkin siswa hadapi pada dunia nyata.

Penggunaan ChatGPT akan membutuhkan pemikiran ulang yang radikal tentang penilaian sekolah dan universitas untuk membuatnya jauh lebih sulit untuk dijiplak.

Direktur Griffith Institute for Educational Research Leonie Rowan mengatakan hal positif tentang ini.

Menurut Rowan, ChatGPT juga berpotensi meningkatkan hasil belajar bagi anak-anak kurang mampu yang tidak memiliki akses ke tutor.

“Ini mungkin kesempatan untuk membantu, misalnya, anak-anak dengan latar belakang bahasa selain bahasa Inggris, siswa dari beragam budaya dan bahasa, atau anak-anak pengungsi.”

Begitu kata Rowan dalam pandangan positifnya.

AI Cheat Check, Kontra Narasi ChatGPT

Menanggapi peluncuran ChatGPT, kini alat online yang mampu mendeteksi materi yang dihasilkan kecerdasan buatan telah muncul, bernama AI Cheat Check.

Aplikasi ini menggunakan model kecerdasan buatannya sendiri untuk memprediksi apakah teks telah ditulis oleh manusia atau mesin berdasarkan pilihan kata dan struktur kalimat.

Menurut banyak dosen penyalahgunaan kecerdasan buatan oleh seorang siswa dapat dianggap sebagai pelanggaran akademik atau pelanggaran teknologi.

Oleh karena itu, penting juga bagi sekolah untuk mengedukasi siswa tentang implikasi etis dan akademis dari penggunaan AI untuk menyelesaikan tugas.

Hal ini merupakan bagian dari kebijakan dan pedoman lingkungan akademis masing – masing.

Haruskah Chatgpt Dilarang Oleh Sekolah Dan Universitas?

Rowan menganjurkan untuk merangkul teknologi, daripada melarangnya.

Meski pelarangan itu terlihat seperti solusi yang sederhana dan cepat, tapi Anda tidak bisa mengurung orang dari dunia, Anda tidak bisa melarang anak-anak dari dunia.

Menurut Rowan itu tidak boleh dilarang.

Rowan mengajak kita mengedepankan rasa penasaran daripada menuruti rasa takut.

Misalnya bagaimana manusia belajar bagaimana menggunakan api untuk keuntungan mereka.

Begitu pula tentang bagaimana membuat hidup lebih baik berkat segala macam keunggulan teknologi.

Rowan sangat optimis tentang masa kini dan masa depan dengan ChatGPT.

Baca juga: Mulanya Adalah Mengumpulkan Data, Kini ChatGPT Digunakan Jutaan Orang Seluruh Dunia

Rowan mengatakan tidak ada bukti bahwa kemunculan ChatGPT akan mengarah pada “tsunami kecurangan”.

Faktanya adalah sudah ada orang menulis tugas untuk mahasiswa sebelum munculnya ChatGPT, alias joki tugas atau skripsi.

Hal ini sudah menjadi industri yang berjalan puluhan tahun.

Rowan mendorong para akademisi untuk melihat kesempatan luar biaa untuk melakukan sesuatu dengan cara dan alat yang baru.

Selain Pendidikan, Bagaimana ChatGPT Dapat Berguna Untuk Kebaikan?

Rowan mengatakan chatbot berimplikasi pada orang yang mencoba untuk menavigasi semua jenis sistem asing.

Misalnya, ia memiliki potensi besar untuk membantu orang, seperti mereka yang berasal dari latar belakang budaya dan bahasa yang beragam, menulis lamaran kerja.

ChatGPT juga dapat digunakan untuk tujuan kreatif seperti menulis lagu dan puisi, dan juga digunakan untuk hasil dasar seperti menulis dan membalas email.

Ini Daftar Negara Melarang ChatGPT, Bagaimana Dengan Indonesia?

Negara Yang Menyambut Baik ChatGPT

Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada menyambut baik penggunaan ChatGPT dalam berbagai bidang seperti keamanan, kesehatan, dan pendidikan.

Saat ini di hampir semua negara, pengguna ChatGPT dapat mengakses layanan lebih stabil dan cepat dengan membayar biaya langganan bulanan sebesar USD 20.

Di Inggris, ChatGPT digunakan untuk layanan kesehatan mental dan bahkan dalam kasus pengadilan.

Daftar Negara Melarang ChatGPT

Namun, tidak semua negara mengizinkan penggunaan ChatGPT.

Negara seperti Cina dan Prancis memiliki kebijakan yang lebih ketat terkait penggunaan teknologi canggih seperti ChatGPT.

Pemerintah China merupakan negara melarang ChatGPT, pemerintah secara langsung mengatakan itu kepada OpenAI.

Karena khawatir terhadap adanya balasan tanpa sensor terkait pertanyaan sensitif bermuatan politik.

Beberapa negara di Eropa juga mengeluarkan peraturan yang mengharuskan teknologi kecerdasan buatan diberi sertifikasi.

Baca juga: Dikira Orang, AI ChatGPT Berhasil Lolos Wawancara Kerja di Google, Tawaran Gaji Tinggi

Teknologi AI juga harus diawasi oleh badan pengawas yang kompeten untuk mencegah penyalahgunaan teknologi dan melindungi data pribadi pengguna.

Misalnya, Universitas Sciences Po di Prancis melarang penggunaan ChatGPT pada kalangan akademisi kecuali untuk tujuan kuliah tertentu dengan pengawasan dari pengampu mata kuliah.

Queensland, negara bagian Australia, juga melarang penggunaan ChatGPT sampai teknologi tersebut dianggap memenuhi standar kelayakan yang diperlukan.

Salah satu alasan utama yang mungkin menjadi pertimbangan negara-negara tersebut adalah masalah keamanan.

Penggunaan teknologi AI seperti ChatGPT dapat menimbulkan risiko keamanan terkait privasi dan keamanan data pengguna.

Ada kemungkinan informasi yang diberikan oleh pengguna melalui ChatGPT dapat disalahgunakan atau digunakan untuk tujuan yang menyimpang.

Selain itu, negara-negara tertentu mungkin juga memiliki kekhawatiran terkait penggunaan ChatGPT untuk tujuan propaganda.

Negara melarang ChatGPT karena juga ingin meminimalisir dari penyebaran informasi yang tidak benar.

ChatGPT mampu memproduksi teks secara otomatis dan dapat digunakan untuk membuat konten palsu.

Hal itu dapat merusak citra suatu negara atau mempengaruhi opini publik.

Negara melarang ChatGPT Antisipasi Konten Rasial

Kemudian, ada juga kekhawatiran terkait dengan penggunaan ChatGPT untuk menghasilkan teks yang tidak etis atau konten yang melanggar hukum.

Misalnya konten rasial, diskriminasi atau pelecehan seksual secara verbal atau melalui gambar.

Baca juga: Satu Lagi Pesaing ChatGPT, Notion AI Siap Buat Tulisan Apapun

Oleh karena itu, beberapa negara mungkin memilih untuk membatasi atau melarang penggunaan ChatGPT untuk menghindari risiko-risiko tersebut.

Namun, kami ingin menekankan kembali bahwa saya sebagai ChatGPT hanyalah sebuah program komputer.

Program ini sebenarnya dibuat untuk memberikan informasi dan tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui kebijakan atau tindakan pemerintah dalam hal ini.

Pro kontra oleh negara melarang ChatGPT dan teknologi AI masih akan terus berlanjut, mari kita simak sejauh mana perdebatan ini akan berujung.

Ikuti Kami di Google News

Tinggalkan komentar